Prediksi Google Trends Dalam Pilpres 2024

Prediksi Google Trends Dalam Pilpres 2024

Google Trends yang menjadi bagian dari mesin pencarian Google ketika di lakukan pengetesan memprediksikan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan lebih di unggulkan dari pada capres lainya. apakah platform modern ini bisa mencerminkan ke akuratan hasil dari pemilu 2024 nantinya ?.

Maka menurut hasil dari data Google Trends yang sampai 30 hari terakhir menunjukan Anies Baswedan sebagai penguasa di pencarian seluruh provinsi Indonesia.

Grafik yang terlihat pada mantan Gubernur DKI Jakarta itu cukup jauh berada di atas kedua calon presiden Prabowo Subianto maupun Ganjar Pranowo dalam periode penarikan 30 hari terakhir serta 90 hari terakhir.

Grafik Perbandingan Google Trends Dalam Pilpres 2024

Walaupun demikian, calon presiden ketiganya sama-sama memperoleh puncak peningkatan dalam pencarian, setelah perdebatan capres pada minggu lalu.

Diketahui juga, Ketika memulai perdebatan capres sempatnya Anies Baswedan langsung melakukan serangan kepada Prabowo Subianto sejak awal. Anies membahas tentang luasnya lahan yang sampai ribuan hektare dikuasai Prabowo mencapai penilaian yang sangat rendah sebagai Menteri Pertahanan.

Jadi, pada hasil data Google Trends memberikan skor nilai 100 buat Anies Baswedan dan skor 98 didapatkan pada bulan Januari. di sisi lainya, Prabowo Subianto memperoleh nilai skor yang sama. sementara untuk Ganjar Pranowo sempat menduduki puncak pencarian pada hasil data di tanggal 7 bulan Januari.

Mantan Gubernur DKI tersebut diunggulkan pada pencarian setiap provinsi Indonesia. khususnya untuk di provinsi Aceh Anies mendapatkan bagian 64 persen, sedangkan untuk Prabowo dan Ganjar memperoleh sama-sama 18 persen.

Keunggulan sempat juga diperoleh Prabowo Subianto maupun Ganjar Pranowo dalam pencarian beberapa provinsi. Di Sulawesi Utara Prabowo unggul dengan pencapaian 36 persen dan Ganjar Pranowo unggul dengan bagian 42 persen di provinsi Nusa Tenggara Timur.

Bisakah Google Trends Menjadi Alat Prediksi Akurat Penentuan Pemilu ?

Google Trends adalah sebuah layanan gratis dari Google yang memungkinkan pengguna untuk melihat tren pencarian terkini dan kata kunci yang relevan. Layanan ini dapat membantu dalam memprediksi minat pencarian di masa depan dan memberikan wawasan tentang topik yang sedang tren.

Platform Google Trends juga dapat membantu dalam melakukan riset kata kunci untuk SEO dan memperoleh informasi tentang minat pencarian di berbagai wilayah dan bahasa. Layanan ini dapat diakses melalui situs web resmi Google Trends ataupun melalui plugin yang tersedia untuk beberapa platform.

Jadi lewat studi yang berjudul ‘Predicting the Results of the 2019 Indonesian Presidential Election with Google Trends Analysis of Accuracy, Precision, and Its Opportunity’ (2021), dua mahasiswa dari Universitas Indonesia Ali Ar Harkan dan Eriyanto mengungkapkan platform tersebut berpotensi.

Dalam penelitian, mereka pernah menggunakan Google Trends sebagai data perbandingan untuk capres di tahun 2019 antara persaingan Joko Widodo dan Prabowo Subianto. hasil prediksi angka terbukti akurat sesuai hasil pada Pemilu Presiden tahun 2019 yang dipublikasikan oleh KPU pada 21 Mei 2019.

Untuk hitungan KPU, Jokowi memperoleh suara sampai 55,50 persen sedangkan Prabowo Subianto mendapatkan suara 44,50 persen. Sementara menurut hasil data prediksi Google Trends memperlihat nilai sama pada 12 provinsi dari total 34 wilayah serta 22 wilayah untuk sisa yang negatif.

Maka studi penelitian tersebut, menunjukan Google Trends dapat memprediksi secara akurat dalam kemenangan pasangan calon Jokowi-Ma’ruf Amin pada 12 provinsi Indonesia.

Termasuk diantaranya provinsi Maluku Utara, Jambi, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Sulawesi Tenggara, Riau, Banten, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, Aceh.

Oleh karena itu, apakah hasil data berikutnya dari Google Trends dalam pemilu cawapres tahun 2024 nanti bisakah menunjukan keakuratan prediksi yang sama seperti pemilu sebelumnya.

Kedua peneliti tersebut juga mengatakan prilaku pemilih mesti berkelanjutan menggunakan cara survei maupun wawancara yang tidak dapat digantikan Google Trends dalam waktu yang dekat.